2.1 SIKLUS MATERI
Pada siklus materi ini
lebih ditekankan pada perputaran materi yang terjadi diantara komponen
ekosistem. Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang
berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar
makhluk hidup dan tak hidup. Materi itu antara lain siklus air, siklus oksigen,
siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur.
Secara struktural setiap
siklus materi terdiri dari bagian cadangan dan bagian yang mengalami
pertukaran. Di dalam bagian cadangan, unsur kimia tersebut akan terikat dan
sulit bergerak, atau pergerakannya lambat. Di dalam bagian pertukaran, unsur
kimia tersebut aktif bergerak atau mengalami pertukaran. siklus materi
dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe gas dan tipe sidimeter.
ü
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus materi tipe
gas. Bagian cadangannya terdapat di dalam atmosfer. Sedangkan siklus fosfor
merupakan contoh siklus materi tipe sedimenter. Bagian cadangan siklus fosfor
terdapat di dalam tanah atau kerak bumi dan sukar terlarut, sehingga siklus ini
mudah terganggu.
Dalam siklus nitrogen, fosfor maupun belerang, terdapat
organisme-organisme yang mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya siklus
tersebut, misalnya organisme penambat nitrogen bebas. Pengetahuan mengenai
peranan organisme dalam siklus materi dapat dimanfaatkan manusia, misalnya
dalam bidang pertanian.
ü
Siklus materi yang satu dengan yang lain dapat saling
terkait atau mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada siklus belerang.
Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi siklus materi. Sebagai contohnya
adalah kegiatan pabrik dan mesin-mesin kendaraan bermotor dapat meningkatkan
kandungan senyawa-senyawa oksidasi beterang, dan oksida nitrogen di udara.
2.2 SIKLUS ENERGI
Pada siklus ini lebih
ditekankan pada perputaran energi yang terjadi diantara komponen ekosistem.
Siklus energi ini diawali dari energi matahari yang ditangkap oleh produsen,
kemudian terus berputar tiada henti pada konsumen dan semua komponen ekosistem
yang. hal ini karena menurut hukum termodinamika bahwa energi dapat berubah
bentuk, tidak dapat dimusnahkan serta diciptakan. Perubahan bentuk energi ini
dikenal dengan istilah transformasi energi.
Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut.
Aliran energi di alam atau ekosistem tunduk kepada hukum-hukum termodinamika tersebut.
Dengan proses fotosintesis
energi cahaya matahari ditangkap oleh tumbuhan, dan diubah menjadi energi kimia
atau makanan yang disimpan di dalam tubuh tumbuhan.
Proses aliran energi
berlangsung dengan adanya proses rantai makanan. Tumbuhan dimakan oleh
herbivora, dengan demikian energi makanan dari tumbuhan mengalir masuk ke tubuh
herbivora. Herbivora dimakan oleh karnivora, sehingga energi makanan dari
herbivora masuk ke tubuh karnivora.
Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energi makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam aras trofik yang sama. Makin tinggi arus trofiknya, makin tinggi pula efisiensi ekologinya.
Di alam rantai makanan itu tidak sederhana, tetapi ada banyak, satu dengan yang lain saling terkait atau berhubungan sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Organisme-organisme yang memperoleh energi makanan dari tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dimasukkan ke dalam aras trofik yang sama. Makin tinggi arus trofiknya, makin tinggi pula efisiensi ekologinya.
Cahaya matahari adalah sumber utama energi
bagi kehidupan. Energi memasuki sebagian besar ekosistem dalam bentuk cahaya
matahari, energi cahaya matahari ini diubah menjadi energi kimia oleh organisme
autotrof, yang kemudian diteruskan keorganisme heterotrof dalam bentuk
senyawa-senyawa organik dalam makanannya dan dibuang dalam bentuk panas. Energi
kimia ini mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkatan trofik
melalui jalur rantai makanan. Energi kimia yang diperoleh organisme digunakan
untuk kegiatan hidupnya sehinggga tumbuh dan berkembang, pertumbuhan dan
perkembangan organisme menunjukkan energi kimia yang tersimpan dalam organisme
tersebut.jadi setiap organisme melakukan pemasukan dan penyimpanan energi. Pemasukan
dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem
yang terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.
Pengaturan energi suatu ekosistem bergantung
pada produktivitas primer.
Ketika energi mengalir melalui suatu ekosistem, banyak energi yang hilang disetiap tingkat trofik.
Ketika energi mengalir melalui suatu ekosistem, banyak energi yang hilang disetiap tingkat trofik.
Ø
Produktivitas primer adalah kecepatan mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik oleh
organisme autotrof. Seluruh bahan organik yang dihasilkan dari proses
fotosintesis pada organisme autotrof disebut produktivitas primer kotor (PPK)
dan bahan organik yang tersimpan disebut produktivitas primer bersih (PPB)
Ø
Produktivitas sekunder adalah kecepatan energi
kimia mengubah bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme
heterotrof.Bahan organik yang tersimpan pada organisme autotrof dapat digunakan
sebagai makanan bagi organisme heterotrof.Dari makanan ini organisme heterotrof
memperoleh energi kimia yang akan digunakan untuk kegiatan kehidupan dan di
simpan
Matahari merupakan sumber energi bagi seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi ini. Tumbuhan hijau, tanpa bantuan sinar
matahari tidak akan mampu berfotosintesis untuk menyusun bahan organik yang
akan dimanfaatkan oleh semua organisme. Energi kimia yang disimpan oleh
tumbuhan hijau sebagai produsen akan berpindah ke konsumen I, lalu ke konsumen
II, ke konsumen III, dan sampai ke konsumen ke n. Energi berpindah dari
produsen ke konsumen dan berakhir pada pengurai yang akan melepaskan energi yang
telah diuraikan dari sisa makhluk hidup yang telah mati dalam bentuk energi
panas ke lingkungan. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk
energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke
produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan
energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada
dalam tubuh.
2.3
PENGERTIAN SIKLUS BIGEOKIMIA
Siklus biogeokimia mengacu
pada pergerakan unsur kimia antara hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik)
bentuk dalam lingkungan. Meskipun banyak unsur menjalani jenis bersepeda sampai
batas tertentu, empat elemen-karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur-yang paling
sering dibicarakan karena pentingnya mereka (bersama dengan hidrogen dan
oksigen) bagi organisme hidup. Tingkat dan laju bersepeda dari unsur-unsur
memiliki konsekuensi penting, seperti mempengaruhi jumlah fosfat yang tersedia
untuk hutan dan kemampuan lautan untuk memperlambat pemanasan global dengan
menyerap karbon dioksida.
Senyawa umum
Senyawa umum
Semua makhluk hidup memerlukan berbagai materi organik dan anorganik.
Karbon dioksida dan air diperlukan untuk proses fotosintesis. Nitrogen
merupakan komponen penyusun protein dan asam nukleat yang ada di dalam jaringan
hidup. Fosfor merupakan unsur penting dalam pembentukan ATP (energi) dan
nukleotida. Semua materi yang menyusun tubuh makhluk hidup pada saatnya akan
kembali ke alam (atmosfer, air dan tanah), yaitu ketika mahkluk hidup tersebut
mati.
Di alam, tubuh makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh dekomposer
sehingga terbentuk senyawa sederhana. Selanjutnya, senyawa tersebut akan
dimanfaatkan kembali oleh makhluk hidup autrotof. Artinya, semua materi akan
mengalir membentuk suatu daur yang melibatkan komponen biotik dan abiotik yang
disebut daur biogeokimia.
Geokimia adalah ilmu yang membahas komposisi kimia bumi dan pertukaran
unsur berbagai bagian dari kulit bumi dan lautnya, sungai-sungai dan perairan
lainnya.
Huchinson menjelaskan :
"Biokimia adalah pengkajian pertukaran atau perubahan terus menerus
(yakni gerakan ke belakang dan kedepan ) dari bahan-bahan antara komponen
biosfer dari yang hidup dan yang tak hidup."
"Biosfer adalah lapisan permukaan bumi atau dapat pula disebut
ekosistem raksasa, karena terbentuk dari berbagai ekosistem yang saling
berinteraksi."
Semua yang ada di bumi baik makluk hidup maupun benda mati tersusun oleh
materi. Materi ini tersusun oleh antara lain: karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen
(N), Hidrogen (H), Belerang atau sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia
tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk membentuk bahan organic dengan
bantuan energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan
organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme.
Proses makan atau dimakan pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi
dari mata rantai yang lain. Walaupun makluk dalam satu rantai makanan mati,
aliran materi masih tetap berlangsung terus. Karena mahluk hidup yang mai tadi
diuraikan oleh decomposer yang ahkirnya akan masuk lagi ke rantai makanan
berikutnya. Begitu selanjutnya terus-menerus sehingga membentuk suatu aliran
energi dan daur materi.
Biogeokimia merupakan pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara
komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi
pada setiap tinkatan trofik tak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun
bahan organik di daur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen
biotic melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan
mahluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia. Fungsi
daur biogeokimia adalah sebagai silkus materi yang melibatkan semua unsur kimia
yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun
abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi tetap terjaga.
Semua elemen yang
mengalami bersepeda adalah dimasukkan ke dalam senyawa. Karbon dapat ditemukan
sebagai gas CO 2 anorganik, ion karbonat (CO 3 2 -) dalam batuan atau lautan, atau
dalam senyawa organik, seperti gula dan protein, dalam organisme hidup. Ada
nitrogen di atmosfer sebagai N 2 atau amonia (NH 3), di dalam tanah sebagai ion
seperti nitrat (NO 3 -), dan dalam organisme hidup dalam berbagai senyawa
organik, termasuk protein dan asam nukleat. Di mana pun itu terjadi, sebagian
besar fosfor terikat untuk oksigen untuk membuat ion fosfat (PO 4 3 -). Sulfur
dioksida sebagai gas yang ada belerang (SO 2), ion sulfat (SO 4 2 -) dalam
batuan, dan dalam organisme hidup dimasukkan ke dalam protein.
Atmosfer, laut, air tawar,
batu, tanah, dan organisme hidup masing-masing dapat dianggap sebagai sebuah
"kolam" untuk menyimpan senyawa ini. Waktu yang dihabiskan dalam satu
kolam renang dihitung sebagai waktu tinggal rata-rata (MRT). Misalnya, MRT
untuk fosfat di batu mungkin ribuan tahun, sedangkan MRT untuk fosfat dalam
berdiri jagung kurang dari satu tahun.
Mekanisme transportasi
Mekanisme transportasi
Elemen bergerak dari satu
kolam ke orang lain melalui meteorologi, geologi, mekanisme biologis, atau antropogenik.
Mekanisme Meteorologi berputar di sekitar presipitasi, seperti hujan yang
membawa SO 2 ke dalam tanah. Mekanisme geologi meliputi erosi, yang dapat
membawa batu ke dalam larutan ion, serta sedimentasi dan gunung berapi.
Mekanisme biologis yang
dibawa oleh organisme hidup, seperti konversi fotosintesis CO 2 untuk gula,
atau konversi dari tanah NH 3 sampai gas N 2 oleh bakteri tanah. Burung laut
dapat memiliki dampak lokal yang penting pada transportasi fosfat dan nitrogen
dari laut ke darat. Banyak pulau-pulau dan pantai barat Amerika Selatan,
misalnya, ditutupi dengan lapisan putih guano, turun oleh generasi burung
berpesta teri. Panen ini pupuk yang kaya merupakan bagian dari ekonomi Peru,
Chili, dan Ekuador.
Mekanisme antropogenik
adalah mereka dijalankan oleh manusia dan karenanya bagian dari mekanisme
biologis. Manusia memiliki efek mendalam pada siklus biogeokimia melalui
pertanian (misalnya, menambahkan nitrogen ke siklus nitrogen global melalui
aplikasi pupuk), kehutanan, dan terutama penggunaan bahan bakar berbasis karbon
fosil. Pelepasan sejumlah besar karbon dari kolam disimpan kemungkinan untuk
menaikkan suhu dunia oleh setidaknya beberapa derajat selama beberapa dekade
mendatang, dengan potensi konsekuensi yang signifikan terhadap berbagai bentuk
kehidupan. Sebuah, penting belum terjawab, pertanyaan adalah apakah hutan,
tanah, dan terutama laut dapat menyerap CO2 tambahan dan dengan
demikian mengurangi tingkat pemanasan global.
Pengertian dari Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah
siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik
dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksi reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Unsur-unsur seperti
karbon, nitrogen, fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen adalah beberapa di
antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh
makhluk hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada
tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut tetap
ada. Hal tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk
menyusun senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme
tersebut mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan
dikembalikan ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi ke
udara. Jadi, dalam proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan
reaksi-reaksi kimia di dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai daur biogeokimia.
Definisi:
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara
komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.
Dalam suatu ekosistem,
materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur
penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke
dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut
melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur
Biogeokimia.
2.4
FUNGSI SIKLUS BIOGEOKIMIA
Fungsi Daur Biogeokimia
adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang
sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
o INTENSITAS CAHAYA MATAHARI
Intensitas cahaya matahari sebagai faktor yang paling
berperan dalam proses siklus biogeokimia, karena cahaya matahari berperan
sebagai pelangsung kehidupan di muka bumi ini, mulai dari proses fotosintesis
maupun perkembangan dan pertumbuhan manusia serta organisme lainnya. Contoh: cahaya matahari berperan dalam proses
fotosintesis yang merupakan bagian dalam daur biogeokimia.
o AKTIVITAS KEHIDUPAN
MAKHLUK HIDUP
Makhluk hidup yang berperan sebagai objek kehidupan di
muka bumi sangat memperngaruhi dalam daur biogeokimia, kalau di analisis lebih
lanjut aktivitas khususnya manusia terdapat 2 hal yaitu aktivitas yang
merugikan dan menguntungkan. Merugikan contohnya dengan pembuangan limbah yang
berdampak pada dekadensi ekosistem di perairan. Menguntungkan yakni dengan
menjaga dan menyeimbangkan kondisi alam, dengan penanaman hutan yang gundul
yang akan berdampak positif pada keadaan iklim di bumi, yang akhirnya menjaga
kelestarian ekosistem. Contoh: aktivitas manusia yang membuang limbah rumah
tangga yang menghambat proses biogeokimia yang akhirnya tersendatnya daur
biogeokimia.
o BAKTERI PENGURAI
Bakteri pengurai berperan dalam mengurai segala jenis
bahan-bahan anorganik maupun organik yang sangat vital peranannya, karena
apabila tidak ada bakteri pengurai, bisa dibilang kita hidup dengan sangat
tidak terurus. Dan juga bakteri pengurai melepas fospor yang ditangkap oleh
tumbuhan yang terjadi pada daur biogeokimia.
Contoh: bakteri pengurai yang membantu dan menjaga
kelangsungan kehidupan, dengan menjaga dan menstabilkan keadaan ekosistem
dengan merombak segala jenis unsur-unsur organik maupun anorganik.
2.6
MACAM SIKLUS BIOGEOKIMIA
§
Daur Nitrogen
§
Daur Karbon dan Oksigen
§
Daur Air
§ Daur Mercury
§ Daur Belerang
§ Daur Posfor
2.7
PERAN MANUSIA DALAM SIKLUS BIOGEOKIMIA
Manusia
memiliki efek mendalam pada siklus biogeokimia melalui bidang pertanian
(misalnya, menambahkan nitrogen ke siklus nitrogen global melalui aplikasi
pupuk), kehutanan, dan terutama penggunaan bahan bakar berbasis karbon fosil.
Pelepasan sejumlah besar karbon dari kolam disimpan kemungkinan untuk menaikkan
suhu dunia oleh setidaknya beberapa derajat selama beberapa dekade mendatang,
dengan potensi konsekuensi yang signifikan terhadap berbagai bentuk kehidupan. Selain
itu, manusia juga berperan sebagai konsumen baik tumbuhan maupun hewan yang
telah terlibat dalam silkus biogeokimia tersebut.
2.8
SIKLUS MERCURY
1. PENGERTIAN
Merkuri adalah unsur renik pada kerak bumi,
dalam susunan berkala periodik memiliki Nomor Atom 80, golongan IIb berperiode
VI, bernama Hydrargyricum (Hg). Merkuri dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
nama air raksa, merupakan logam dengan Berat Atom 200.61 dengan BD-nya 13.6.
titik didih 35.7oC dan titik bekunya –38. 85oC. Karena
merkuri titik didihnya rendah, maka pada suhu biasa (suhu kamar) sudah dapat
mencair serta mudah menguap dan uapnya sangat beracun terhadap tubuh.
Kebanyakan merkuri di alam merupakan gabungan antar elemen alam dan elemen yang
bersumber kepada kegiatan manusia, jarang dalam bentuk terpisah. Di alam
merkuri tersebar di karang-karang, tanah, udara,air dan organisma hidup melalui
proses fisik, kimia, biologi yang kompleks. Penggunaan merkuri sangat luas
dalam berbagai bidang baik industri, pertanian, pendidikan, dan sebagainya.
Merkuri mempunyai sifat:
§ Merupakan satu satunya logam yang berbentuk cair pada
suhu kamar, dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam.
§ Mempunyai vatalitas tinggi.
§ Memiliki tahanan listrik terendah dari semua logam
sehingga merupakan konduktor terbaik.
§
Banyak logam dapat larut dalam
merkuri membentuk komponen yang disebut amalgam ( alloy ).
§ Semua komponennya mempunyai sifat racun terhadap semua
mahluk hidup.
Merkuri digunakan dalam berbagai
keperluan seperti industri khlor, alat-alat listrik, cat, instrument, sebagai
katalis, kedokteran gigi, pertanian, alat-alat laboratorium, obat-obatan,
industri kertas, amalgam dan sebagainya. Penggunaan yang terbesar adalah dalam
industri khlor alkali dimana di produksi khlorin (Cl2) dan soda
kaustik dengan cara elektrolisis larutan garam NaCl. Kedua bahan kimia tersebut
sangat banyak kegunaannya sehingga di produksi dalam jumlah yang tinggi setiap
tahun. Dalam proses tersebut merkuri berperan sebagai katoda dari sel
elektrolisis.
Kegunaan lain adalah untuk
memproduksi alat-alat listrik seperti lampu uap merkuri, untuk penerangan jalan
dan pabrik sebab biaya instalasi dan operasinya lebih rendah dibandingkan lampu
pijar serta dapat dioperasikan pada voltase tinggi. Merkuri juga digunakan
untuk baterai karena mempunyai umur lebih panjang daripada baterai lainnya dan
berfungsi sebagai fungisida untuk membunuh jamur dalam cat, pulp, kertas dan
industri-industri pertanian. Penambahan komponen merkuri ke dalam cat digunakan
di daerah lembab sebagai pengawet lateks dan untuk mencegah lapuk. Pada cat
kapal sebagai anti jamur dan anti lapuk. Industri pulp dan kertas menggunakan
Fenil Merkuri Asetat ( FMA ) untuk mencegah lendir pada proses pengolahan dan
penyimpanan. Dalam bidang pertanian untuk mencegah tumbuhnya kapang. Umumnya
merkuri digunakan sebagai katalis pada industri-industri kimia, terutama
industri
vinil khloride yang merupakan
bahan dasar plastik. Rumus empiris zeolit:
M 2n O. Al 2 O 3. X Si O 3.Yh 2 O
[19]
Dimana :
M = Kation alkali / alkali tanah
n = Valensi logam alkali
x = Bilangan tertentu ( 2 s/d 10 )
y = Bilangan tertentu ( 2 s/d 7 )
2. PROSES
Siklus merkuri di lingkungan perairan sangat kompleks. Berbagai bentuk
merkuri dapat dikonversi dari satu ke bentuk yang lain, terutama dalam bentuk
metil-merkuri, yang merupakan bentuk yang paling beracun.
Dan pada akhirnya, merkuri terakumulasi dalam endapan lumpur, ikan dan
kehidupan liar, atau menguap kembali ke atmosfer. sumber utama merkuri dari ekosistem
perairan pada umumnya berasal dari deposisi atmosfer, yang turun menjadi hujan.
Secara umum siklus terdiri dari 6 tahapan utama:
1. Penguapan
merkuri dari batuan, tanah, air permukaan, atau emisidari gunung
berapi dan dari aktifitas manusia.
2. Pergerakan dalam bentuk gas di atmosfer.
3. Deposisi merkuri di tanah dan permukaan air.
4. Pengubahan merkuri atomic menjadi
merkuri sulfida insoluble.
5. Pengendapan
atau biokonversi menjadi bentuk yang lebih mudah menguap, atau
mudah larut seperti metil merkuri.
6. Kembali ke atmosfer atau bioakumulasi dalam rantai makanan.
Seperti digambarkan di atas, deposisi dari atmosfer terdiri dari tigabentuk
dari merkuri, walaupun secara mayoritas berupa anorganik merkuri (Hg2+,
merkuri ionik). Begitu turun ke permukaan air, merkuri memasuki siklus yang
kompleks, dimana merkuri dapat berubah menjadi bentuk yang lain. Dapat berupa
bersama lumpur mengendap, dan kemudian dilepaskan dengan difusi atau suspensi.
Hal ini dapat menyebabkan menyusupnya merkuri ke dalam rantai makanan, atau
dapat dilepaskan kembali ke atmosfer dengan penguapan. Konsentrasi dari karbon
organikyang terlarut (DOC), dan pH mempunyai pengaruh yang kuat dalam siklus
merkuri dalam ekosistem.Sumber dari merkuri dalam lingkungan dapat secara alami
maupun dengan campur tangan manusia. Secara alami dapat berupa gunungberapi,
deposit merkuri alami, dan penguapan air laut. Sember mausia terkait dalam
proses pembakaran batu bara, proses alkali klorin, insenrasilimbah, dan
pengolahan logam. Dengan perkiraan aktivitas manusia memiliki sekitar dua
hingga tiga kali lipat jumlah merkuri di atmosfer, danbeban atmosfer menigkat
sekitar 1,5% per tahun.
Pencemaran lingkungan dilakukan
oleh industri-industri dan kegiatan lain, melalui air buangan atau melalui
sistem ventilasi udara. Merkuri yang terbuang ini kemudian mengkontaminasi
sungai, pantai atau badan air yang terdapat di sekitarnya, air ini kemudian
mengkontaminasi ganggang dan ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil dimakan oleh ikan
atau hewan air yang lebih besar atau masuk melalui insang, demikian pula dengan
kerang mengumpulkan merkuri di dalam tubuhnya. Kadar merkuri yang
mengkontaminasi langsung pada tubuh ikan yaitu antara 0.0005 – 0.075 ppm. Ikan-ikan
dan kerang ini kemudian dikonsumsi oleh manusia sehingga sedikit demi sedikit
merkuri terkumpul dan berakumulasi dalam tubuh manusia.
3. PERAN MANUSIA
Manusia juga berperan dalam siklus merkuri.
Hasil pembakaran pabrik berupa uap atau limbah air melalui
air buangan atau melalui sistem ventilasi udara yang dapat
mengkontaminasi sungai dan makhluk hidup lainnya.
4. PERAN MERCURY
Keuntungan:
Pada umumnya merkuri berbentuk logam padat dan merupakan salah satu elemen
alami yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan. Siklus merkuri secara luas
terjadi pada lingkungan, dan ketika di udara, merkuri akan terangkut secara
global, secara regional maupun lokal. Sumber utama merkuri di atmosfir adalah
penguapan dari tanah dan air, disamping itu pembakaran fossil fuels terutama
batubara. Kadar merkuri di udara akan naik dapat juga disebabkan oleh
pembuangan sampah padat seperti termometer Hg, switch listrik, baterai, juga
pemakaian cat yang mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran
limbah minyak. Sumber utama pada air adalah buangan limbah industri (terutama
industri tambang emas) dan proses pelapukan batuan karena pengaruh iklim.
Merkuri banyak sekali digunakan dalam berbagai macam aktivitas manusia,
seperti pada industri klor dan soda tajam. Karena merkuri adalah sejenis logam,
merkuri dapat menghantarkan listrik, sehingga merkuri digunakan pada perangkat
elektronik. Sumber merkuri yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang
berpotensi mencemari udara dan air dapat berasal dari:
1.
Industri khlor-alkali
2.
Produksi energi
3.
Pemprosesan gas dan petroleum
4.
Penambangan emas
5.
Penambangan dan penghasil metal
6.
Pembuangan limbah dengan pembakaran
7.
Sektor dental
8.
Air kotoran
Produk-produk yang
menggunakan merkuri biasanya adalah:
1.
Baterai
2.
Kosmetik
3.
Dental Amalgam
Kerugian
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang
sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metil merkuri danuap merkuri logam
lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain,sebab merkuri dalam kedua
bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi
merkuri, baik yang berbentuk logam, garam, maupun metilmerkuri dapat merusak
secara permanen otak, ginjal,maupun janin. Pengaruhnya pada fungsi otak dapat
mengakibatkan tremor,pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan
daya ingat.Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah
atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata.Badan lingkungan di
Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri kloridadan metilmerkuri adalah bahan
karsiogenik. Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap
merkuri.Merkuri di ibu yang mengandung dapat mengalir ke janin yang sedang
dikandungnya dan terakumulasi di sana. Juga dapat mengalir ke anaklewat susu
ibu. Akibatnya, pada anak dapat berupa kerusakan otak,retardasi mental, buta,
dan bisu. Bahkan, masalah pada pencernaan danginjal juga dapat terjadi.
Pencegahan
Menekan pencemaran limbah merkuri di pertambangan emas sebenarnya
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Paling hulu dengan memilih teknik
penggalian yang ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup. Dengan begitu
memperkecil keluarnya merkuri dari dalam tanah.Hal ini sebaliknya terjadi pada
pertambangan terbuka. Tahap berikutnya adalah menggunakan teknologi pemrosesan
batuan tambang yang tidak menggunakan bahan merkuri, di antaranya dengan bahan
sianida dan dengan cara bioteknologi yang disebut proses pencucian dengan
mikroba. Mikroorganisme yang mengoksida batuan itu umumnya hidup padabahan
anorganik, di antaranya yang banyak digunakan adalahThiobacillus feroxidans.
Beberapa tahun lalu peneliti Badan Pengkajiandan Penerapan Teknologi (BPPT)
berhasil mengisolasi spesies itu dipertambangan emas Cikotok. Proses biologi
ini banyak dipilih untuk mengolah biji atau batuanyang mempunyai kandungan
sulfida yang tinggi dan karena biayanyalebih murah dibandingkan dengan cara
mekanis, serta tidak mencemarilingkungan. Negara yang menggunakannya yaitu
Afrika Selatan, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Cile.Pada kondisi
lingkungan yang telah telanjur terpolusi merkuri, upayayang dilakukan adalah
penyehatan kembali lingkungan. Caranya dengan memindahkan sedimen yang mengandung
merkurium tinggi kemudian diisolasi. Hal ini pernah dilakukan Jepang terhadap
kawasan Minamata. Alternatif remediasi secara biologis yang disebut
fitoremediasi pun ditempuh. Pada cara ini digunakan tumbuhan yang dapat
menyerap metilmerkuri. Dibandingkan dengan yang lain, cara ini relatif murah
dan memungkinkan sumber pencemar didaur ulang. Sayangnya proses alamiini
relatif lambat dalam mereduksi polutan.Mengatasi pencemaran merkuri dengan
bakteri juga dimungkinkan karena diketahui ada bakteri yang dapat bertahan
hidup dalam lingkungan yang mengandung merkuri dalam jumlah tinggi. Bakteri itu
adalah Pseudomonas fluorescens, Staphylococcus aureus, dan Bacillus sp. Halini
menginspirasi ahli biologi molekuler untuk memadukan fungsi gen beberapa bakteri
hingga menghasilkan strain unggul untuk mengatasi pencemaran merkuri secara
cepat dan efektif.
Dengan bahan sianida dan dengan cara bioteknologi yang disebut proses
pencucian dengan mikroba. Mikroorganisme yang mengoksida batuan itu umumnya
hidup padabahan anorganik, di antaranya yang banyak digunakan adalah
Thiobacillus feroxidans. Beberapa tahun lalu peneliti Badan Pengkajiandan
Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil mengisolasi spesies itu dipertambangan emas
Cikotok.Proses biologi ini banyak dipilih untuk mengolah biji atau batuan yang
mempunyai kandungan sulfida yang tinggi dan karena biayanya lebih murah
dibandingkan dengan cara mekanis, serta tidak mencemari lingkungan. Negara yang
menggunakannya yaitu Afrika Selatan, Australia, Amerika Serikat, Kanada,
dan Cile. Pada kondisi lingkungan yang telah telanjur terpolusi merkuri, upaya
yang dilakukan adalah penyehatan kembali lingkungan. Caranya dengan memindahkan
sedimen yang mengandung merkurium tinggi kemudian diisolasi. Hal ini pernah
dilakukan Jepang terhadap kawasan Minamata. Alternatif remediasi secara
biologis yang disebut fitoremediasi pun ditempuh. Pada cara ini digunakan
tumbuhan yang dapat menyerap metilmerkuri. Dibandingkan dengan yang lain, cara
ini relatif murah dan memungkinkan sumber pencemar didaur ulang. Sayangnya
proses alamiini relatif lambat dalam mereduksi polutan. Mengatasi pencemaran
merkuri dengan bakteri juga dimungkinkan karena diketahui ada bakteri yang
dapat bertahan hidup dalam lingkunganyang mengandung merkuri dalam jumlah tinggi.
Bakteri itu adalahPseudomonas fluorescens, Staphylococcus aureus, dan Bacillus
sp. Halini menginspirasi ahli biologi molekuler untuk memadukan fungsi gen
beberapa bakteri hingga menghasilkan strain unggul untuk mengatasi pencemaran
merkuri secara cepat dan efektif.
2.9
SIKLUS FOSFOR
1. PENGERTIAN
Fosfor adalah zat yang dapat berpendar karena mengalami
fosforesens, unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor
berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak ditemui dalam
batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah ditemui
dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar cahaya
yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai bentuk,
Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka
seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4) yang dicampur dengan mangan. Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan
cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi fenomena ini bukan fosforesens, melainkan
kemiluminesens. Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup.
Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit – atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik.
Fosfor dapat berada dalam empat bentuk atau lebih alotrop: putih (atau kuning), merah, dan hitam (atau ungu). Yang paling umum adalah fosfor merah dan putih, keduanya mengelompok dalam empat atom yang berbentuk tetrahedral. Fosfor putih terbakar ketika bersentuhan dengan udara dan dapat berubah menjadi fosfor merah ketika terkena panas atau cahaya. Fosfor putih juga dapat berada dalam keadaan alfa dan beta yang dipisahkan oleh suhu transisi -3,8°C. Fosfor merah relatif lebih stabil dan menyublim pada 170°C pada tekanan uap 1 atm, tetapi terbakar akibat tumbukan atau gesekan. Alotrop fosfor hitam mempunyai struktur seperti grafit – atom-atom tersusun dalam lapisan-lapisan heksagonal yang menghantarkan listrik.
Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan
fosfor, dalam hal input atau sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor-
hingga kembali menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana
daripada daur lainnya, karena tidak melalui atmosfer. Fosfor di alam didapatkan
dari: batuan, bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam tanah. Kemudian
inputnya adalah hasil pelapukan batuan. Dan outputnya: fiksasi mineral dan
pelindikan.
fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.
fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa
fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air
dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut
di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh
karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu
dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan
laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus.
Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat,
Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus
fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll.
Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat
melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman.
Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan
akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai
sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan.
2. PROSES
Fosfor merupakan bahan pembentuk
tulang pada hewan. Semua mahluk memerlukan fosfor sebagai pembentuk DNA, RNA,
protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosfor lebih
sederana dari pada daur lainnya karena tidak melibatkan atmosfer.
Daur / siklus fosfor
adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan fosfor dari
lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan
daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui
komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang
berikatan dengan oksigen : H2PO4- dan
HPO42-). Ion fosfat banyak terdapat dalam
bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut dan terbawa
menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul
kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.
Ion fosfat dapat memasuki
air tanah sehingga tumbuhan dapat mengambil fosfat yang terlarut melalui
absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora
mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Selanjutnya karnivora
mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Fosfat dikeluarkan dari
organisme melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan jamur)
mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian
diambil oleh tumbuhan atau mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.
Secara sistematis di alam daur fosfor yang terjadi sebagai berikut:
ü
Di dalam tanah mengandung fosfat anorganik yang dapat diserap oleh
tumbuhan.
ü
Tumbuhan dimakan oleh konsumen sehingga fosfor berpindah ke hewan dan
manusia.
ü
Tumbuhan, manusia dan hewan mati, feses, dan urinnya akan terurai menjadi
fosfat organik.
ü
Bakteri fosfat tersebut diubah menjadi fosfat arorganik yang dapat diserap
tumbuhan. Dan seperti biasa akan terulang.
3. PERAN MANUSIA
Dalam siklus fosfor, manusia memiliki peran sebagai konsumen yang memakan
tumbuhan yang telah menyerap fosfat anorganik dari dalam tanah, maupun
mengonsumsi hewan herdifora yang telah memakan tumbuhan. Selain itu manusia
juga memanfaatkan fosfor sebagai pupuk, yang dapat menyuburkan tanaman. Dan
pada akhirnya, tanaman yang menyerap fosfat anorganik dari dalam tanah berpupuk
tersebut juga akan dikonsumsi oleh manusia.
4. PERAN FOSFOR
Ø Kegunaan
1.
Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor
tidak mungkin ada organic fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam
Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan
fosfor untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organic
fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organic fosfor yang dibutuhkan, untuk
metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.
2.
Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara
luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api,
pestisida, odol, dan deterjen.
3.
Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang
dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
Ø Kerugian
1.
Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bomb
memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter
ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From
Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya biasanya akan menempel
di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar
dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini
akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir.
Fosfor merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Dalam beberapa
tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5,
telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Fosfor juga
digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya.
Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air,
dan untuk menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi
sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang. Oleh karena itu, kita harus
mengetahui tentang betapa pentingnya fosfor dalam kehidupan.
2.10 SIKLUS SULFUR
1. PENGERTIAN
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur anorganik, sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk
diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan
sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan
akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri
terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk hydrogen sulfide (H2S)
kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat
oleh bakteri kemolitotrop seperti Thiobacillus.
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat
sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut
dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati
diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang
terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Ada juga yang gunung berapi
dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur.
Belerang atau sulfur adalah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom
16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent.
Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-
mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam bentuk senyawa asam amino unit kecil dari protein. Protein ini
penting pertumbuhan .
Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ).
Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan.
Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat
lagi.
Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah.
Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.
2. PROSES
ü
Sulfur / belerang diudara karena adanya aktifitas gunung berapi
ü
juga karena pembakaran bahan bakar fosil batu bara berupa gas SO2
ü
dari udara Sulfur oksida berada di awan terjadi hidrolisis air membentuk
H2SO4 , di awan terjadi kondensasi kemudian turun hujan dikenal dengan hujan
asam
ü
hujan itu akan dibawa ke daratan kembali untuk dirubah menjadi Sulfat yang
penting untuk tumbuhan .
ü
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik (SO4)
ü
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat
dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
ü
Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada
umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan
senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya,
mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai
berikut :
1.
H2S → S → SO4
Bakteri sulfur tak
berwarna, hijau dan ungu.
2.
SO4 → H2S
(reduksi sulfat anaerobik),
bakteri desulfovibrio.
3.
H2S → SO4
(Pengokaidasi sulfide aerobik);
bakteri thiobacilli.
4.
S organik → SO4 + H2S,
ü Jadi daur Sulfur hanya
akan berlangsung di daratan dengan perantaraan bakteri, bakteri yang terlibat
dalam daur sulfur, antara lain:
Desulfomaculum dan
Desulfibro yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen
sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti
Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat
oleh bakteri kemolitotrof
ü Dengan terbentuknya sulfat
ini maka , senyawa ini baru akan berpindah ke mahkluk hidup dibawa oleh
Tumbuhan
ü Tumbuhan menyerap sulfur
dalam bentuk sulfat (SO4).
ü Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri.
Yang terpenting untuk dipahami dalam siklus Biogeokimia (siklus apa saja)
ini ada 3 hal pokok yaitu :
o
terjadi daur aliran zat kimia dari Bio ke Geo atau dari Mahkluk hidup ke
Bumi ( penguraian , zat sisa ekskresi.fotosintesis , respirasi dll yang
ditujukan kebumi dari mahkluk hidup)
o
terjadi daur aliran zat kimia dari Geo ke Bio yang tidak lain adalah
pemanfaatan zat kimia entah dalam bentuk organik maupun anorganik, biasanya
oleh tumbuhan lewat akarnya, ataupun segala yang ada di bumi yang dimanfaatkan
untuk survivalnya entah itu respirasi,fotosintesis)
o
terjadi daur aliran zat kimia dari Geo ke Geo maksudnya senyawa kimia di
udara bisa pindah ke darat misalnya lewat hujan - darat ke udara - darat ke air
- air ke darat dll karena pelapukan, erosi, pengendapan . Yang tentu semua itu
pasti untuk suatu keseimbangan.
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik.
Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam
bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali
mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian
bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat
(SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses
rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen
organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur,
antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi
sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen.
Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
3. PERAN MANUSIA
Manusia juga berperan dalam siklus sulfur.
Hasil pembakaran pabrik yang merupakan aktifitas manusia membawa sulfur ke
atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4
kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
4. PERAN SULFUR
Dalam kehidupan, sulfur atau belerang berperan dalam:
a)
Menstabilkan struktur protein. Ikatan sulfida sangat penting artinya
untuk membentuk protein stabil.
b)
Berperan dalam mengaktifkan enzim, karena berbagai enzim membutuhkangugus sulfurhidril
(-SH) yang bebas, untuk melakukan aktivasinya. Dengandemikian sulfur berperan
dalam proses oksidasi-reduksi atau pernafasan jaringan.
c)
Berperan dalam metabolisme energi dengan cara membentuk senyawa
denganko-enzim A.
d)
Sulfur berfungsi sebagai peredam racun. Gugus sulfur yang aktif
bersenyawadengan racun itu sehingga menjadi senyawa yang tidak berbahaya,
kemudiandikeluarkan melalui urin.
1 komentar:
obat pengering luka jahitan
obat luka operasi
obat sering kencing
obat nyeri lutut
obat hepatitis pada anak
obat penyakit jantung koroner
obat benjolan di gusi
kantor jelly gamat gold-g
Obat Benjolan Di Lidah
Posting Komentar