Sabtu, 23 Januari 2016

Siklus Hidup Nyamuk

Diposting oleh Sabrina di 04.54 0 komentar
Nyamuk Aedes aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Setiap hari nyamuk Aedes betina dapat bertelur rata-rata 100 butir. Setelah kira-kira dua hari telur menetas menjadi larva lalu mengadakan pengelupasan kulit sebanyak empat kali, tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu kira-kira 9 hari. Faktor biotik seperti predator, kompetitor dan makanan yang berinteraksi dalam kontainer sebagai habitat akuatiknya pradewasa juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya menjadi imago. Keberhasilan itu juga ditentukan oleh kandungan air kontainer seperti bahan organik, komunitas mikroba, dan serangga air yang ada dalam kontainer itu juga berpengaruh terhadap siklus hidup Aedes aegypti.6
Aedes seperti juga serangga lainnya yang termasuk ordo diptera, mengalami metamorfosis lengkap. Stadium-stadiumnya terdiri dari telur, larva (Jentik), pupa (kepompong) dan nyamuk dewasa. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur menjadi dewasa di laboratorium yang bersuhu 270C dan kelembaban udaranya 80%, kurang lebih 10 hari. Waktu 10 hari tersebut juga diperkirakan untuk keperluan pertumbuhan Ae.aegypti dari telur sampai dewasa di alam bebas.6
Adapun stadium telur, larva, pupa sampai menjadi nyamuk dewasa adalah sebagai berikut :
1. Telur
Telur Aedes berukuran kecil (± 50 mikron), berwarna hitam, sepintas lalu, tampak bulat panjang dan berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo. dibawah mikroskop, pada dinding luar (exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis-garis yang membentuk gambaran menyerupai sarang lebah. Di alam bebas telur nyamuk ini diletakan satu per satu menempel pada dinding wadah / tempat perindukan terlihat sedikit diatas permukaan air. Sebagian besar nyamuk Aedes aegypti betina meletakkan telurnya di beberapa sarang selama satu kali siklus gonotropik. Di dalam laboratorium, terlihat jelas telur telur ini diletakan menempel pada kertas saring yang tidak terendam air sampai batas setinggi 2-4 cm diatas permukaan air. Di dalam laboratorium telur menetas dalam waktu 1-2 hari, sedangkan di alam bebas untuk penetasan telur diperlukan waktu yang kurang lebih sama atau dapat lebih lama bergantung pada keadaan yang mempengaruhi air di wadah/ tempat perindukan. Apabila wadah air yang berisi telur mengering, telur bisa tahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Ketika wadah air itu berisi air lagi dan menutupi seluruh bagian telur, telur itu akan menetas menjadi jentik. Telur diletakkan satu persatu pada permukaan yang basah tepat di atas batas permukaan air. Telur akan menetas pada saat penampung air penuh, tetapi tidak semua telur akan menetas pada waktu yang sama. Pada kondisi yang buruk (dalam kondisi kekeringan yang lama), telur dapat bertahan hingga lebih dari satu tahun. Kapasitas telur untuk menjalani masa pengeringan akan membantu mempertahankan kelangsungan spesies ini.6,7
2. Larva
Setelah telur menetas tumbuh menjadi larva yang disebut larva stadium I (instar I). Kemudian larva stadium I ini melakukan 3 kali pengelupasan kulit (ecdysis atau moulting) berturut-turut menjadi larva stadium 2,3 dan larva stadium 4. Larva stadium akhir ini lalu melakukan pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa. Perkembangan dari instar satu ke instar empat memerlukan waktu sekitar lima hari.7 Lamanya perkembangan larva akan bergantung pada suhu, ketersediaan makanan, dan kepadatan larva pada sarang. Pada kondisi optimum, waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai kemunculan nyamuk dewasa akan berlangsung sedikitnya selama 7 hari, termasuk dua hari untuk masa menjadi pupa. Akan tetapi, pada suhu rendah, mungkin akan dibutuhkan beberapa minggu untuk kemunculan nyamuk dewasa. Larva stadium 4 berukuran 7 X 4 mm, mempunyai pelana yang terbuka, bulu sifon satu pasang dan gigi sisir yang berduri lateral. Dalam air di wadah, larva Aedes bergerak sangat lincah dan aktif dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar wadah secara berulang-ulang. Larva Ades aegypti dapat hidup di wadah yang mengandung air ber pH 5,8 – 8,6. Jentik dalam kondisi yang sesuai akan berkembang dalam waktu 6-8 hari dan kemudian berubah menjadi pupa (kepompong). Hampir di seluruh Negara Asia Tenggara, sarang telur Aedes aegypti paling banyak ditemukan di wadah air rumah tangga buatan manusia.6,7
3. Pupa
Pupa nyamuk berbentuk seperti koma. Kepala dan dadanya bersatu  dilengkapi sepasang terompet pernapasan. Stadium pupa ini adalah stadium tak makan. Jika terganggu dia akan bergerak naik turun di dalam wadah air. Dalam waktu lebih kurang dua hari, dari pupa akan muncul nyamuk dewasa. Jadi, total siklus dapat diselesaikan dalam waktu 9-12 hari. Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala-dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tempak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat bernapasan seperti terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas perut ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air. Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa.9,10
4. Nyamuk Dewasa

Nyamuk Aedes aegypti dikenal juga sebagai Tiger mosquito atau Black White Mosquito karena tubuhnya mempunyai ciri khas berupa adanya garis – garis dan bercak bercak putih keperakan di atas dasar warna hitam. Dua garis melengkung berwarna putih keperakan di kedua sisi lateral serta dua buah garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam.9 Nyamuk dewasa Aedes albopictus mudah dibedakan dengan Aedes aegypti karena garis thorax hanya berupa dua garis lurus di tengah thorax.10 Mulut nyamuk termasuk tipe menusuk dan mengisap (rasping – sucking), mempunyai enam stilet yaitu gabungan antara mandibula, maxilla yang bergerak naik turun menusuk jaringan sampai menemukan pembuluh darah kapiler dan mengeluarkan ludah yang berfungsi sebagai cairan racun dan antikoagulan.11 Nyamuk dewasa yang baru muncul akan beristirahat untuk periode singkat di atas permukaan air agar sayap-sayap dan badan mereka kering dan menguat sebelum akhirnya dapat terbang.Pada keadaan istirahat nyamuk dewasa hinggap dalam keadaan sejajar dengan permukaan. Nyamuk Aedes betina mempunyai abdomen yang berujung lancip dan mempunyai cerci yang panjang. Hanya nyamuk betina yang mengisap darah dan kebiasaan mengisap darah pada Aedes aegypti umumnya pada waktu siang hari sampai sore hari. Lazimnya yang betina tidak dapat membuat telur yang dibuahi tanpa makan darah yang diperlukan untuk membentuk hormone gonadotropik yang diperlukan untuk ovulasi. Hormon ini berasal dari corpora allata yaitu pituitary pada otak insecta, dapat dirangsang oleh serotonin dan adrenalin dari darah korbannya. Kegiatan menggigit berbeda menurut umur, waktu dan lingkungan. Demikian pula irama serangan sehari-hari dapat berubah menurut musim dan suhu. Kopulasi didahului oleh pengeriapan nyamuk jantan yang terbang bergerombol mengerumuni nyamuk betina. Aedes memilih tanah teduh yang secara periodik di genangi air. Jumlah telur yang diletakkan satu kali maksimum berjumlah seratus sampai empat ratus butir.

Sabtu, 09 Maret 2013

Global Cooling

Diposting oleh Sabrina di 04.37 0 komentar



A.   PENGERTIAN
Global Cooling menurut beberapa pemerhati lingkungan merupakan suatu titik balik Global Warming. Global Cooling merujuk kepada Geophysical Theory oleh James Dwight Dana dan juga merujuk kepada "Contracting Earth" Theory. Teori terakhir Contracting Earth Theory bertolak belakang dengan Expanding Earth Hypothesis yang disebut di sekitar tahun 1950-1960 oleh S. Warren Carey, seorang ahli geologi Australian yang sejalan dengan teori Big Bang, yaitu teori asal muasal terjadinya alam.
Global (Global Cooling) adalah menurunnya tingkat suhu udara yang sangat drastis, secara alami suhu bumi lebih rendah dari rata-rata suhu biasanya. Menurut salah satu institusi penelitian di jerman, naik turunya temperatur udara di sebabkan oleh penurunan aktivitas matahari yang bisa mengkibatkan suhu bumi menurun 0,2 derajat celcius. Selain itu, proses pemanasan global yang melelehkan es di bebebapa daratan juga di prediksikan akan memicu pendinginan global.

B.   SEJARAH
Berdasarkan data yang ada,  dalam 10 tahun terakhir tidak terjadi pemanasan global, namun justru tercatat terjadi pendinginan pada tahun 2007-2008, Forum Antar pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) dan pembuat model-komputer yang percaya bahwa CO2 adalah penyebab pemanasan global masih memprediksi bahwa Bumi akan mengalami bencana besar yang diakibatkan pemanasan. IPCC memperkirakan pemanasan global 1°F per dekade dan 5-6°C (10-11°F) pada 2100, akan menyebabkan bencana global yang berdampak bagi kehidupan manusia, habitat alami, energi dan sumber daya air, dan produksi pangan. Semua ini didasarkan pada asumsi bahwa pemanasan global disebabkan oleh peningkatan atmosfer CO2 dan bahwa CO2 akan terus meningkat dengan cepat.
Namun, catatan perubahan iklim masa lalu menunjukkan skenario yang sama sekali berbeda. Bukanya pemanasan global drastis dengan laju 0,5°C (1°F) per dekade, catatan sejarah siklus alam terakhir justru menunjukkan pendinginan global untuk beberapa dekade pertama abad ini sampai sekitar tahun 2030, diikuti oleh pemanasan global sekitar tahun 2030-2060, dan diikuti pendinginan global 2060-2090. Fluktuasi iklim selama beberapa ratus tahun terakhir menunjukkan siklus iklim setiap 30 tahunan pemanasan dan pendinginan global, yang diyakini sejak Little Ice Age 500 tahun yang lalu.
Pendinginan Global berkaitan dengan kondisi selama tahun 1970-an dimana terjadi pendinginan permukaan bumi dan bersama dengan dimulainya glaciation. Hipotesis ini mendapat dukungan dari komunitas ilmiah, tetapi tidak mendapat perhatian populer sementara karena berita-berita pers yang tidak akurat tentang pemahaman ilmiah siklus zaman es.

C.   PENYEBAB
Global warming diakibatkan menumpuknya karbondioksida di atmosfer, sehingga panas (dari matahari) sulit keluar dan masuk. panas yang terkurung di bumi membuat es mencair.
Panas itu akan hilang seiring waktu, dan bumi akan mendingin lagi. Tetapi CO2 masih menghalangi panas matahari untuk masuk, akibatnya bumi akan menjadi terlalu dingin, sehingga terjadi global cooling.
Dengan kata lain, fenomena global cooling ini disebabkan karena suhu matahari yang menurun dan selain itu disebabkan oleh Letusan gunung dahsyat seperti Gunung Tambora dan Gunung Krakatau akan menyebabkan lapisan atmosfer dipenuhi debu dan sinar matahari terhalang masuk ke permukaan bumi sehingga terjadi pendinginan global seperti zaman es dulu

D.   PROSES
Berbeda dengan prediksi global cooling, pendapat ilmiah saat ini pada perubahan iklim adalah bahwa Bumi tidak dalam proses pendinginan, tetapi mengalami pemanasan global sepanjang abad kedua puluh.
Berikut Jarak terdekat (perihelium) dan Terjauh (aphelium), hingga tahun 2020.
o  Perihelium      3 Januari 2010         = 147.488.866,5 km
Aphelium        6 Juli 2010                = 152.500.838,1 km
o  Perihelium      4 Januari 2011          = 147.496.625,5 km
Aphelium        5 Juli 2011                 = 152.506.630,2 km
o  Perihelium      5 Januari 2012         =147.488.038,1 km
Aphelium        5 Juli 2012                = 152.496.888,2 km
o  Perihelium      2 Januari 2013         = 147.489.000,5 km
Aphelium        6 Juli 2013                = 152.501.843,3 km
o  Perihelium      4 Januari 2014         = 147.495.702,5 km
Aphelium        4 Juli 2014                = 152.497.880,1 km
o  Perihelium      4 Januari 2015        = 147.487.065 km
Aphelium        7 Juli 2015                = 152.497.942,1 km
o  Perihelium      3 Januari 2016         = 147.49.100 km
Aphelium        5 Juli 2016                = 152.508.228,6 km
o  Perihelium      5 Januari 2017         = 147.491.900,6 km
Aphelium        4 Juli 2017                = 152 496 967,1 km
o  Perihelium      3 Januari 2018         = 147.488.084,1 km
Aphelium        7 Juli 2018                = 152.500.009,4 km
o  Perihelium      3 Januari 2019         = 147.490.605 km
Aphelium        5 Juli 2019                = 152.508.785 km
o  Perihelium      5 Januari 2020         = 147.482.003,1 km
Aphelium        4 Juli 2020                = 152.499.715,4 km
source data : using MICA
Jadi, Kesimpulannya Bumi semakin dingin karena semakin jauh dari Matahari dan Mulai mencapai titik baliknya pada tahun 2020. Sejak 4 Juli 2020 nanti, Bumi akan mendekat lagi ke Matahari.
Perubahan iklim global jauh lebih sering terjadi dibanding pemanasan global abad ke- 20 yang lalu, dan semuanya terjadi dalam kurun waktu sekitar 20-100 tahun. Pemanasan global abad lalu (0,8°C) tampak tidak signifikan jika dibandingkan dengan besarnya perubahan iklim global dalam 15.000 tahun terakhir. Tidak satupun dari perubahan iklim global disebabkan oleh bertambahnya emisi CO2 ke atmosfer karena semua perubahan iklim sudah berlangsung jauh sebelum emisi CO2 antropogenik dimulai. Penyebab dari sepuluh perubahan iklim ‘alami’ sebelumnya kemungkinan besar sama dengan penyebab pemanasan global 1977-1998.
Fluktuasi iklim selama beberapa ratus tahun terakhir menunjukkan siklus iklim setiap 30 tahunan pemanasan dan pendinginan global. Terdapat 12-20 kali perubahan iklim secara intensif pada beberapa kasus. Setidaknya terdapat 10 kali perubahan iklim global dalam 15.000 tahun terakhir.
Terdapat hubungan antara fluktuasi glasial, Pacific Decadal Oscillation, dan perubahan iklim global. Setelah beberapa dekade peneliti mempelajari tentang fluktuasi permukaan es pegunungan di North Cascade Range, penelitian menunjukkan pola yang berbeda antara osilasi glasial (Glacial Decadal Oscillation, GDO) yang sangat berkorelasi dengan catatan iklim. Pada tahun 1992, Mantua menerbitkan kurva Pacific Decadal Oscillation yang menunjukkan pemanasan dan pendinginan Samudera Pasifik yang sangat berkorelasi dengan fluktuasi glasial. Baik GDO dan PDO sesuai dengan catatan suhu global, dan jelas terkait.
Semua perubahan iklim global, kecuali pada 30 tahun terakhir, terjadi sebelum adanya emisi CO2 dalam jumlah signifikan. Ini menunjukkan bahwa perubahan-perubahan itu jelas-jelas tidak berhubungan dengan jumlah CO2 di atmosfer. Arti penting korelasi antara GDO, PDO, dan suhu global adalah: jika hubungan ini benar-benar ada, maka perubahan iklim pada abad yang lalu dapat diketahui, beserta pola fluktuasi glasial dan iklim.
Pola hubungan ini kemudian dapat digunakan dalam memproyeksisan perubahan iklim di masa depan. Dengan menggunakan pola yang terjadi selama beberapa ratus tahun, pada tahun 1998 peneliti memproyeksikan kurva suhu abad ke-20 sampai abad ke-21 dan muncul kurva ‘A’  sebagai perkiraan dari apa yang mungkin terjadi jika pola perubahan iklim tetap sama. Siklus hangat diperkirakan 2030-2060 didasarkan pada proyeksi dari fase hangat 1977-1998 dan fase pendinginan 2060-2090 didasarkan pada proyeksi siklus pendinginan 1945-1977. Ironisnya, prediksi ini dibuat pada tahun terpanas dari tiga dekade terakhir dan pada puncak periode panas 1977-1998. Pada saat itu, diproyeksikan mulai melengkung yang menunjukkan pendinginan global sekitar 2005 ±3-5 tahun sampai sekitar tahun 2030, pemanasan kemudian terjadi lagi dari sekitar 2030 sampai sekitar 2060, periode pendinginan berikutnya akan terjadi sejak sekitar 2060 sampai 2090. Ini hanyalah sebuah pendekatan, sangat berbeda dengan pemanasan 1°F per dekade menurut IPCC. Karena prediksi itu begitu berbeda dari prediksi IPCC, hanya waktu yang akan membuktikan proyeksi mana yang benar. Satu dekade telah berlalu, iklim global belum meningkat 1°F seperti perkiraan IPCC, sebaliknya terjadi sedikit pendinginan sekitar tahun 2007-2008. Dengan kata lain, suhu global justru turun.
Setiap kali terjadi perubahan menyebabkan suhu global mengikutinya. Perbandingan sejarah perubahan iklim global selama abad terakhir dengan PDO dan osilasi NAO, fluktuasi glasial, dan aktivitas titik matahari menunjukkan korelasi yang kuat dan menjadi basis data yang kuat untuk proyeksi perubahan iklim masa depan. Seperti yang ditunjukkan oleh pola historis GDO dan PDO serta pemanasan dan pendinginan global yang sesuai, pola ini merupakan bagian dari siklus hangat-dingin yang terus berjalan selama 25-30 tahun. Fase pendinginan global 1880-1910, ditandai dengan meningkatnya permukaan es di seluruh dunia, diikuti dengan pergeseran PDO ke fase pemanasan selama 30 tahun, yakni pemanasan global dan resesi gletser cepat. PDO fase dingin pada sekitar tahun 1945 disertai dengan pendinginan global dan meningkatnya permukaan es selama 30 tahun. Pergantian fase hangat PDO pada tahun 1977 mengawali pemanasan global dan resesi gletser yang berlangsung sampai tahun 1998. Terjadinya fase dingin PDO telah muncul tepat waktu, dengan asumsi bahwa efeknya akan serupa dengan sejarah masa lalu, iklim global dapat diperkirakan akan menjadi dingin selama 25-30 tahun ke depan.

E.   DAMPAK
Pemanasan global abad ini persis sama dengan pola iklim normal siklus pemanasan dan pendinginan. Saat ini kita sedang beralih dari fase hangat menuju fase dingin tepat seperti yang diprediksikan. Konsekuensi dari siklus pendinginan global selama 30 tahun mendatang diantaranya: gagal panen di daerah pertanian, kritis meningkatnya kebutuhan energi, kesulitan transportasi, dan perubahan habitat. Populasi global akan meningkat dari enam miliar menjadi sekitar sembilan miliar. Bahaya nyata penghamburan triliunan dolar dalam rangka mengurangi CO2 di atmosfer serta menyebabkan sedikitnya sisa dana anggaran untuk menangani masalah-masalah nyata yang akan ditimbulkan oleh pendinginan global.


Jumat, 08 Maret 2013

Rumus Move On

Diposting oleh Sabrina di 19.07 0 komentar


Aku juga sama seperti kebanyakan “gadis” lain….
Pernah merasa tersakiti dan disakiti, pernah pula merasa menyakiti. Dan pernah begitu merasa bersalah pada seseorang.
Dan juga sering merasakan “kegalauan”, terutama saat sedang sendiri.
Sekarang, aku sendiri, namun tidak merasa sendiri. Ada begitu banyak sahabat yang insya Allah setia, ada banyak guru yang tidak henti-hentinya memberi motivasi dan tentu ada keluarga yang selalu siap menerima.
Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat baik memberiku kata-kata yang Subhanallah… luar biasa efek dan dampaknya untukku…. Terimakasih banyak…

"dia seperti pasir .. semakin digenggam akan semakin habis "
Jangan dikejar ... Jangan dicari ... Rawat dan Jaga Dirimu ...
Sibukkan dirimu dengan hal baik, karena pada saat waktunya tiba
Cinta akan datang menemuimu dan memetikmu
-Bukan karena cantik rupamu, kepandaianmu, hartamu, atau tahtamu
-Tapi karena “cinta” tak mampu hidup tanpamu

"Jangan terjebak dalam perasaan sedih, hidup untuk masa datang, bukan masa lalu ... disakiti, merasa tersakiti itu adalah hal yang biasa terjadi dalam hidup. Banyak kawan, teman, sahabat terdekat yang terjebak dalam perasaannya sendiri, itu sangat RUGI"

"Setiap kali menemui hal yang gak sesuai harapan, itu biasa, banyaklah istighfar, hal kehidupan kan bukan cuma urusan cinta saja to? masih banyak hal yang penting untuk masa depan seperti kuliah, bekerja, pertemanan atau bahkan berumah tangga" ..tenang perjalanan masih panjang"

"Biasakan hati berzikir, mengingat yang punya hidup dan kehidupan ini, seberat apapun pasti akan terasa ringan, yang penting jangan terjebak meratapi kesedihan" :)


Who am I...????

Diposting oleh Sabrina di 18.56 0 komentar
Seseorang pernah berkata padaku. Bahwa aku sudah boleh mati saat ini, ketika aku telah melakukan  3 hal terpenting, yang menurutnya adalah kewajiban setiap manusia hidup: 3 hal itu adalah:
1.     Menulis buku tentang diriku sendiri
2.    Menanam tanaman untuk dimakan sendiri
dan yang ketiga, aku samar-samar mengingatnya. Setelah mengingat dan memikirkannya lagi___dan lagi, aku mendapat kesimpulan bahwa ketiga hal itu tidaklah mustahil. Intinya adalah bahwa kita diharuskan meninggalkan sesuatu sebelum kita mati. Untuk apa? Tentu saja untuk keberartian kita, untuk semua yang masih hidup. Lalu aku kembali berpikir___dan lagi, aku menemukan bahwasanya kita sekarang bukanlah diri kita. Teringat akan pepatah klasik yang menyebutkan bahwa “manusia mati meninggalkan nama”. Itulah diri kita, berproses yang pada akhir dan ujungnya adalah menuju pada diri kita sendiri. Pada deskripsi diri dan sispa diri kita.
Jika aku berhenti di sini, mati sekarang, sebagian orang mungkin juga banyak orang mendeskripsikanku sebagai “Binti Sabrina” yang idealis, sombong, angkuh dsb… Tapi tidak… aku kini sedang berproses, menjadi diriku… Jadi karena Allah masih menberiku kesempatan, untuk disini, untuk berproses, untuk membangun diriku yang hakekatnya adalah menuju kepositif-an, maka aku akan berusaha menjadi lebih dan lebih baik lagi…. Dan seperti apa aku, adalah ketika aku mati nanti, bagaimana orang akan menilai dan mencitra diriku...
 

Fatamorgana ^_^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea