Nyamuk Aedes aegypti, seperti halnya
culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara
individual. Setiap hari nyamuk Aedes betina dapat bertelur rata-rata 100
butir. Setelah kira-kira dua hari telur menetas menjadi larva lalu mengadakan
pengelupasan kulit sebanyak empat kali, tumbuh menjadi pupa dan akhirnya
menjadi dewasa. Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan waktu
kira-kira 9 hari. Faktor biotik seperti predator, kompetitor dan makanan yang
berinteraksi dalam kontainer sebagai habitat akuatiknya pradewasa juga sangat
berpengaruh terhadap keberhasilannya menjadi imago. Keberhasilan itu juga
ditentukan oleh kandungan air kontainer seperti bahan organik, komunitas
mikroba, dan serangga air yang ada dalam kontainer itu juga berpengaruh
terhadap siklus hidup Aedes aegypti.6
Aedes seperti juga serangga lainnya yang
termasuk ordo diptera, mengalami metamorfosis lengkap. Stadium-stadiumnya
terdiri dari telur, larva (Jentik), pupa (kepompong) dan nyamuk dewasa. Waktu
yang diperlukan untuk pertumbuhan dari telur menjadi dewasa di laboratorium
yang bersuhu 270C dan kelembaban udaranya 80%, kurang lebih 10 hari.
Waktu 10 hari tersebut juga diperkirakan untuk keperluan pertumbuhan Ae.aegypti
dari telur sampai dewasa di alam bebas.6
Adapun stadium
telur, larva, pupa sampai menjadi nyamuk dewasa adalah sebagai berikut :
1. Telur
Telur Aedes berukuran
kecil (± 50 mikron), berwarna hitam, sepintas lalu, tampak bulat panjang dan
berbentuk jorong (oval) menyerupai torpedo. dibawah mikroskop, pada dinding
luar (exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis-garis yang
membentuk gambaran menyerupai sarang lebah. Di alam bebas telur nyamuk ini
diletakan satu per satu menempel pada dinding wadah / tempat perindukan
terlihat sedikit diatas permukaan air. Sebagian besar nyamuk Aedes aegypti betina
meletakkan telurnya di beberapa sarang selama satu kali siklus gonotropik. Di
dalam laboratorium, terlihat jelas telur telur ini diletakan menempel pada
kertas saring yang tidak terendam air sampai batas setinggi 2-4 cm diatas
permukaan air. Di dalam laboratorium telur menetas dalam waktu 1-2 hari,
sedangkan di alam bebas untuk penetasan telur diperlukan waktu yang kurang
lebih sama atau dapat lebih lama bergantung pada keadaan yang mempengaruhi air
di wadah/ tempat perindukan. Apabila wadah air yang berisi telur mengering,
telur bisa tahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Ketika
wadah air itu berisi air lagi dan menutupi seluruh bagian telur, telur itu akan
menetas menjadi jentik. Telur diletakkan satu persatu pada permukaan yang basah
tepat di atas batas permukaan air. Telur akan menetas pada saat penampung air
penuh, tetapi tidak semua telur akan menetas pada waktu yang sama. Pada kondisi
yang buruk (dalam kondisi kekeringan yang lama), telur dapat bertahan hingga
lebih dari satu tahun. Kapasitas telur untuk menjalani masa pengeringan akan
membantu mempertahankan kelangsungan spesies ini.6,7
2. Larva
Setelah telur menetas tumbuh menjadi larva yang disebut
larva stadium I (instar I). Kemudian larva stadium I ini melakukan 3 kali
pengelupasan kulit (ecdysis atau moulting) berturut-turut menjadi
larva stadium 2,3 dan larva stadium 4. Larva stadium akhir ini lalu melakukan
pengelupasan kulit dan berubah bentuk menjadi stadium pupa. Perkembangan dari
instar satu ke instar empat memerlukan waktu sekitar lima hari.7 Lamanya
perkembangan larva akan bergantung pada suhu, ketersediaan makanan, dan
kepadatan larva pada sarang. Pada kondisi optimum, waktu yang dibutuhkan mulai
dari penetasan sampai kemunculan nyamuk dewasa akan berlangsung sedikitnya
selama 7 hari, termasuk dua hari untuk masa menjadi pupa. Akan tetapi, pada
suhu rendah, mungkin akan dibutuhkan beberapa minggu untuk kemunculan nyamuk
dewasa. Larva stadium 4 berukuran 7 X 4 mm, mempunyai pelana yang terbuka, bulu
sifon satu pasang dan gigi sisir yang berduri lateral. Dalam air di wadah,
larva Aedes bergerak sangat lincah dan aktif dengan memperlihatkan
gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan turun ke dasar wadah secara
berulang-ulang. Larva Ades aegypti dapat hidup di wadah yang mengandung
air ber pH 5,8 – 8,6. Jentik dalam kondisi yang sesuai akan berkembang dalam
waktu 6-8 hari dan kemudian berubah menjadi pupa (kepompong). Hampir di seluruh
Negara Asia Tenggara, sarang telur Aedes aegypti paling banyak ditemukan
di wadah air rumah tangga buatan manusia.6,7
3. Pupa
Pupa nyamuk berbentuk seperti koma. Kepala dan dadanya
bersatu dilengkapi sepasang terompet
pernapasan. Stadium pupa ini adalah stadium tak makan. Jika terganggu dia akan
bergerak naik turun di dalam wadah air. Dalam waktu lebih kurang dua hari, dari
pupa akan muncul nyamuk dewasa. Jadi, total siklus dapat diselesaikan dalam
waktu 9-12 hari. Pupa nyamuk Aedes aegypti bentuk tubuhnya bengkok,
dengan bagian kepala-dada (cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan
dengan bagian perutnya, sehingga tempak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian
punggung (dorsal) dada terdapat alat bernapasan seperti terompet. Pada
ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang.
Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di nomor 7 pada ruas perut
ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih
lincah bila dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat posisi pupa sejajar
dengan bidang permukaan air. Pupa bertahan selama dua hari sebelum akhirnya
nyamuk dewasa keluar dari pupa.9,10
4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti
dikenal juga sebagai Tiger mosquito atau Black White Mosquito karena tubuhnya
mempunyai ciri khas berupa adanya garis – garis dan bercak bercak putih
keperakan di atas dasar warna hitam. Dua garis melengkung berwarna putih
keperakan di kedua sisi lateral serta dua buah garis putih sejajar di garis
median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam.9 Nyamuk dewasa Aedes
albopictus mudah dibedakan dengan Aedes aegypti karena garis thorax
hanya berupa dua garis lurus di tengah thorax.10 Mulut nyamuk
termasuk tipe menusuk dan mengisap (rasping – sucking), mempunyai enam
stilet yaitu gabungan antara mandibula, maxilla yang bergerak naik turun
menusuk jaringan sampai menemukan pembuluh darah kapiler dan mengeluarkan ludah
yang berfungsi sebagai cairan racun dan antikoagulan.11 Nyamuk
dewasa yang baru muncul akan beristirahat untuk periode singkat di atas
permukaan air agar sayap-sayap dan badan mereka kering dan menguat sebelum
akhirnya dapat terbang.Pada keadaan istirahat nyamuk dewasa hinggap dalam
keadaan sejajar dengan permukaan. Nyamuk Aedes betina mempunyai abdomen
yang berujung lancip dan mempunyai cerci yang panjang. Hanya nyamuk betina yang
mengisap darah dan kebiasaan mengisap darah pada Aedes aegypti umumnya
pada waktu siang hari sampai sore hari. Lazimnya yang betina tidak dapat
membuat telur yang dibuahi tanpa makan darah yang diperlukan untuk membentuk
hormone gonadotropik yang diperlukan untuk ovulasi. Hormon ini berasal dari
corpora allata yaitu pituitary pada otak insecta, dapat dirangsang oleh
serotonin dan adrenalin dari darah korbannya. Kegiatan menggigit berbeda
menurut umur, waktu dan lingkungan. Demikian pula irama serangan sehari-hari
dapat berubah menurut musim dan suhu. Kopulasi didahului oleh pengeriapan
nyamuk jantan yang terbang bergerombol mengerumuni nyamuk betina. Aedes memilih tanah teduh yang secara
periodik di genangi air. Jumlah telur yang diletakkan satu kali maksimum
berjumlah seratus sampai empat ratus butir.
0 komentar:
Posting Komentar