Hari Sabtu yang lalu (28 Januari
2012) aku bersama teman-teman dan kakak kelas yang semuanya adalah alumni SMA N
1 Ngadirojo, berkunjung ke SMA kami tercinta. Banyak perubahan menakjubkan yang
terjadi. Dan aku terharu melihatnya.
Lima belas tahun yang akan
datang, tepatnya pada tanggal 30 Januari 2027. Di pagi yang tak begitu cerah
dan aku masih setia menggunakan motor matic-ku tercinta, bernomor polisi AE
3058 YP, yang sudah menemani perjalanan hidupku selama lebih dari 17 tahun.
Rasa rindu ini mendorongku mengunjungi sekolah tercinta, SMA Negeri 1
Ngadirojo. Perlahan kususuri jalan di Gareng Lor, hingga akhirnya sampai di
pertigaan Jambon. Kemudian belok kanan dan memasuki gerbang SMA 1 Ngadirojo,
kokoh, megah dan kuat. Sempat aku terheran, karena gerbang sekolah yang dulu
berada masuk ke dalam kini telah ada persis di pinggir jalan, jadi saat belok kiri
dari arah Laut Taman, langsung kutemui gerbang SMA Negeri 1 Ngadirojo di kiri
jalan. Kulihat di sepanjang jalan berdiri kokoh tembok yang indah. Di sisi
kanan bertuliskan SMA Negeri 1 Ngadirojo, Sekolah Standar Internasional. Lalu
di sebelah kanannya berisi gambar maupun tulisan yang menunjukkan berbagai
prestasi yang telah diraih SMA tercintaku itu.
Kemudian kusadari bahwa jalan
tersebut memang sepenuhnya telah menjadi milik SMA Negeri 1 Ngadirojo.
Pemukiman penduduk yang sebelumnya berada di sampaing sekolah mungkin telah
dialokasikan ke tempat yang lain. Pemukiman penduduk itu telah disulap menjadi
tempat parkir yang sangat luas. Ada yang khusus untuk siswa dan ada yang untuk
para guru. Masih jam 06.30 pagi, namun kulihat pak Wono, sudah bersiap membantu
para siswa memarkirkan kendaraan mereka. Beliau tidak berubah, sekalipun usia
telah semakin jelas menggambarkan jumlah usianya. Kumatikan motorku dan
kuparkirkan di tempat parkir sekolah, kusapa pak Wono dengan senyum, dan
kulihat beliau tak sepenuhnya mengingatku. Kubiarkan pak Wono terus bekerja dan
aku berjalan perlahan menuju gerbang kedua SMA 1 Ngadirojo. Kuingat dengan
jelas bahwa pada saat aku bersekolah di SMA tercintaku ini 17 tahun yang lalu,
inilah satu-satunya gerbang utama SMA 1 Ngadirojo. Kulanjutkan perjalananku,
dan aku begitu takjub melihat bangunan sekolahku itu. Bangunan depan adalah
bangunan berlantai dua, yang dibangun dengan arsitektur yang begitu indah,
mirip dengan bangunan Gedung Fakultas Hukum Univesitas Diponegoro.
Namun,
catnya masih tetap hijau muda, persis seperti dulu. Lahan depan sekolah yang
dulu dimanfaatkan sebagai tempat parkir, kini telah beralih fungsi menjadi
tempat upacara bendera. Tiang bendera berdiri kokoh dan megah tepat di tengah
lapangan. Disebelah timur digunakan untuk barisan siswa. Sedangkan di sebelah
baratnya adalah tempat untuk para guru. Musola sekolah yang dulu kecil kini
berubah menjadi begitu megah. Bahkan, kini namanya telah berubah menjadi Masjid
Al Hamasah SMA N 1 Ngadirojo. Tulisan masjid berwarna keemasan, sedangkan
dinding masjid didominasi oleh warna putih dan hijau. Di samping masjid,
berdiri Galeri Alumni SMA N 1 Ngadirojo, aku terharu melihat gedung tersebut.
Gedung yang sejak 17 tahun yang lalu sangat aku dan teman-temanku impikan
keberadaannya.
Keharuanku tidak berhenti sampai
disitu saja, kulanjutkan langkahku memasuki gerbang ketiga SMA 1 Ngadirojo, dan
aku kembali takjub dibuatnya. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah
hampir semuanya digunakan sebagai laboratorium. Mulai dari laboratorium bahasa,
matematika, biologi, fisika, kimia, Geografi, Sejarah, Galeri Kesenian, Musik
Tradisional, Drum Band, Perustakaan dan lain-lain. Sedangkan lantai dua digunakan sebagai ruang
kelas. Lapangan basket yang dulu berada di tengah gedung kini telah berubah
menjadi sebuah taman sekolah yang indah. Ya, di sana ada berbagai jenis bunga
dan tumbuh-tumbuhan. Terdapat pula tempat duduk dan pohon yang rindang.
Beberapa siswa menyapaku dengan
ramah, seragam sekolah telah berubah. Berwarna biru sebagai atasan dan
kotak-kotak yang juga didominasi oleh warna biru sebagai bawahannya, dilengkapi
dengan dasi dan rompi. Sementara pengurus OSIS dan MPK masih setia dengan jas
kebesaran kini berwarna hitam.
Ada yang kurang di sini, yaitu
lapangan basket yang dulu selalu menjadi pusat perhatian pada saat kegiatan
classmeeting. Kutanyakan pada salah satu siswa SMA 1 Ngadirojo yang mengenakan
jas hitam berlogo MPK, dan dengan ramah ia mengantarkanku ke belakang sekolah.
Kuingat dengan jelas bahwa 17 tahun yang lalu, tanah kosong itu dipenuhi rumput
yang penggunaannya tidak dimaksimalkan. Namun, keadaan itu kini berbanding
terbalik. Tanah yang semula kosong itu telah diubah menjadi sebuah stadion yang
bisa dikatakan cukup layak digunakan di tingkat SMA. Stadion Smansaraja
namanya, dan kini tidak hanya digunakan sebagai tempat bermain sepak bola saja,
namun juga basket, voly, sepak takraw dan lain-lain. Benar-benar menakjubkan
perubahan ini.
Untuk semua teman-temanku, alumni
SMA Negeri 1 Ngadirojo. Semangatlah untuk hidup kalian. Dan kelak, ijinkan
lebih banyak orang untuk ikut menikmati kesuksesan yang telah kalian peroleh,
tidak terkecuali SMA 1 Ngadirojo kita yang tercinta, bersama para guru,
karyawan TU, mamak kantin dan lain-lain di dalamnya. Do the best, and be the
best…
Nama lengkapku Binti Sabrina. Keluarga dan orang-orang terdekatku lebih akrab memanggilku Ririn. Kehidupanku dimulai pada tanggal 1 Juli 1992, persis seperti tanggal lahir ibuku tercinta. Aku bersama ketiga orang terpenting dalam hidupku, yaitu ayah, ibu dan kakakku, sang inspirator, telah melewati berbagai masa bersama. Tidak terkecuali masa-masa sulit yang membuat kami harus saling merengkuh satu sama lain. Namun itu semua justru membuat ikatan di antara kami berempat makin kuat.
Kini, kami berdua semakin dewasa. Kakakku sedang berusaha menyelasaikan program S1-nya di STAIN Tulungagung, demikian pula denganku di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. Membaca, menulis dan menonton film adalah tiga kegiatan yang sangat aku nikmati.
Ririn
Aku memiliki banyak teman dan sahabat. Semua cerita hidup mereka menjadi inspirasi untukku. Di semarang, dalam berbagai kesempatan, aku menemui banyak sekali orang sukses. Dan dari pertemuan itu, aku tahu, bahwa jauh sebelum mereka meraih mimpinya, mereka lebih dahulu dekat kepada Allah SWT. Man Jadda Wa Jadda...