Senin, 14 Januari 2013

Kenaikan Permukaan Air Laut

Diposting oleh Sabrina di 01.10


Kenaikan permukaan laut (Bahasa Inggris: sea level rise) adalah fenomena naiknya permukaan laut yang disebabkan oleh banyak faktor yang kompleks.
Muka laut rata-rata lokal (local mean sea level atau disingkat LMSL) didefinisikan sebagai tinggi laut terhadap titik acu (benchmark) di darat, dirata-ratakan terhadap suatu periode waktu tertentu yang cukup panjang, sebulan atau setahun, sehingga fluktuasi akibat gelombang dan pasang surut sebisa mungkin dapat dihilangkan. Kita juga harus menyesuaikan perubahan LMSL yang diketahui untuk memasukkan pergerakan vertikal daratan yang bisa jadi memiliki orde yang sama dengan orde perubahan muka air laut (mm/tahun). Pergerakan daratan terjadi karena penyesuaian isostatik mantel akibat melelehnya lempengan es di akhir zaman es terakhir. Tekanan atmosferik (efek inversi barometrik), arus laut, dan perubahan temperatur air laut setempat semua dapat memengaruhi LMSL.
Perubahan eustatik (kebalikan dari perubahan setempat) menghasilkan perubahan terhadap muka air laut global, seperti perubahan volume air di lautan dunia atau perubahan volume di samudera.
Permukaan laut telah mengalami kenaikan setinggi 120 meter sejak puncak zaman es 18.000 tahun yang lalu. Kenaikan tertinggi muka air laut terjadi sebelum 6.000 tahun yang lalu. Sejak 3.000 tahun yang lalu hingga awal abad ke-19, muka air laut hampir tetap hanya bertambah 0,1 hingga 0,2 mm/tahun; sejak tahun 1900, permukaan laut naik 1 hingga 3 mm/tahun; sejak tahun 1992 satelit altimetri TOPEX/Poseidon mengindikasikan laju kenaikan muka laut sebesar 3 mm/tahun. Perubahan ini bisa jadi merupakan pertanda awal dari efek pemanasan global terhadap kenaikan muka air laut. Pemanasan global diperkirakan memberikan pengaruh yang signifikan pada kenaikan muka air laut pada abad ke-20 ini.
Menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), yaitu suatu badan yang dibentuk WMO (World Meteorological Organization) dan UNEP (The United Nation of Environment Program), suhu rata-rata bumi meningkat sekitar 5oC (derajat Celcius) dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Laju kenaikan suhu bumi ini, bahkan mencapai rekor tertinggi pada 10 tahun terakhir. Peningkatan suhu permukaan bumi telah menyebabkan pemuaian air laut dan mencairnya salju-salju abadi yang pada gilirannya akan menyebabkan naiknya permukaan air laut (sea level rise) khususnya terhadap wilayah pesisir. IPCC mengindikasikan bahwa kenaikan muka air laut secara global telah mencapai 20-25 cm dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa skenario global terburuk adalah bahwa pada tahun 2100 nanti kenaikan muka air laut rata-rata mencapai 95 cm. Namun demikian, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kecenderungan peningkatan muka air laut lebih cepat daripada proyeksi tersebut. Hal ini terutama disebabkan belum adanya upaya-upaya serius dan komitmen yang kuat dari masyarakat dunia untuk menangani masalah pemanasan global. Wilayah pesisir adalah daerah yang akan mengalami dampak buruk dari fenomena kenaikan muka air laut secara global ini.
Berdasarkan hasil pemantauan Departemen Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), kenaikan muka air laut di Indonesia rata-rata 5-10 milimeter per tahun. Kenaikan permukaan air laut 5-10 milimeter per tahun itu cukup kecil tetapi dalam hitungan waktu puluhan tahun akan banyak berarti dalam menimbulkan kerusakan lingkungan pesisir. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank, dampak kenaikan muka air laut dan banjir diperkirakan akan memberikan gangguan yang serius terhadap wilayah-wilayah seperti: Pantai Utara Jawa, bagian timur Sumatera, bagian Selatan Kalimantan, bagian Barat Daya Sulawesi, dan beberapa tempat pada pesisir Barat Papua seperti Kabupaten dan Kota Sorong, Teluk Bintuni dan Merauke.
Kenaikan muka air laut secara umum akan mengakibatkan dampak sebagai berikut :
1.      Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir
2.      Perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove
3.      Meluasnya intrusi air laut,
4.      Ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, dan
5.      Berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Fatamorgana ^_^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea