Senin, 30 Januari 2012

Tak Mengapa (Sebuah Syair)

Diposting oleh Sabrina di 21.09 0 komentar
Untuk seorang kekasih:
Tak mengapa kumenjadi lilin
Ia memang remuk dilahap cahaya
Yang ia pancarkan sendiri
Yang ia bagikan sendiri


Namun jangan kira ia telah hilang bentuk
Tidak, sama sekali tidak

Ia tak hilang
Ia tak musnah

Ia hanya menguar
Menjadi bentuk yang lebih lembut
Karbon yang menelusup ke sela-sela stomata
Menjelmalah ia senyawa
Yang kau hisab tanpa kau tahu
Bahwa aku telah memasukimu
Merasuk dalam detak jantungmu
Mengalir bersama urat nadimu

Aku menyayangmu
Lebih dari kumenyayang diri
Maka, usai kubagikan cahaya
Tak mengapa jika ragaku luluh
Karena dengan cara itulah
Aku menyatu dengan jasadmu
Meski tak kau sadari
Meski tak kau sadari

Aku ingin percintaan kita
Bak udara dengan manusia

: Bak udara dengan manusia

(Kemanfaatan itu mungkin tak dirasa
Baru ketika tiada menggusur ada
Manusia tiba-tiba kehilangan nyawa)

Dan tahukah, wahai engkau?
Jika kau anggap aku penebar cahaya
Aku tak mau menjadi lampu
Yang tak mau mengorbankan diri
Untuk ujud yang lebih lembut
Aku ingin menjadi lilin
Tak mengapa menjadi lilin
Karena keremukan itu
Akan membuatku
Menyatu dengan jasadmu
Tanpa kau tahu

Tanpa kau tahu
Tak mengapa kau tak tahu
Karena cukup bagiku
Yang Maha Tahu
(Sebuah Syair dari Afifah Afra)

Minggu, 29 Januari 2012

SMA 1 Ngadirojo

Diposting oleh Sabrina di 18.07 0 komentar
Hari Sabtu yang lalu (28 Januari 2012) aku bersama teman-teman dan kakak kelas yang semuanya adalah alumni SMA N 1 Ngadirojo, berkunjung ke SMA kami tercinta. Banyak perubahan menakjubkan yang terjadi. Dan aku terharu melihatnya.
Lima belas tahun yang akan datang, tepatnya pada tanggal 30 Januari 2027. Di pagi yang tak begitu cerah dan aku masih setia menggunakan motor matic-ku tercinta, bernomor polisi AE 3058 YP, yang sudah menemani perjalanan hidupku selama lebih dari 17 tahun. Rasa rindu ini mendorongku mengunjungi sekolah tercinta, SMA Negeri 1 Ngadirojo. Perlahan kususuri jalan di Gareng Lor, hingga akhirnya sampai di pertigaan Jambon. Kemudian belok kanan dan memasuki gerbang SMA 1 Ngadirojo, kokoh, megah dan kuat. Sempat aku terheran, karena gerbang sekolah yang dulu berada masuk ke dalam kini telah ada persis di pinggir jalan, jadi saat belok kiri dari arah Laut Taman, langsung kutemui gerbang SMA Negeri 1 Ngadirojo di kiri jalan. Kulihat di sepanjang jalan berdiri kokoh tembok yang indah. Di sisi kanan bertuliskan SMA Negeri 1 Ngadirojo, Sekolah Standar Internasional. Lalu di sebelah kanannya berisi gambar maupun tulisan yang menunjukkan berbagai prestasi yang telah diraih SMA tercintaku itu.
Kemudian kusadari bahwa jalan tersebut memang sepenuhnya telah menjadi milik SMA Negeri 1 Ngadirojo. Pemukiman penduduk yang sebelumnya berada di sampaing sekolah mungkin telah dialokasikan ke tempat yang lain. Pemukiman penduduk itu telah disulap menjadi tempat parkir yang sangat luas. Ada yang khusus untuk siswa dan ada yang untuk para guru. Masih jam 06.30 pagi, namun kulihat pak Wono, sudah bersiap membantu para siswa memarkirkan kendaraan mereka. Beliau tidak berubah, sekalipun usia telah semakin jelas menggambarkan jumlah usianya. Kumatikan motorku dan kuparkirkan di tempat parkir sekolah, kusapa pak Wono dengan senyum, dan kulihat beliau tak sepenuhnya mengingatku. Kubiarkan pak Wono terus bekerja dan aku berjalan perlahan menuju gerbang kedua SMA 1 Ngadirojo. Kuingat dengan jelas bahwa pada saat aku bersekolah di SMA tercintaku ini 17 tahun yang lalu, inilah satu-satunya gerbang utama SMA 1 Ngadirojo. Kulanjutkan perjalananku, dan aku begitu takjub melihat bangunan sekolahku itu. Bangunan depan adalah bangunan berlantai dua, yang dibangun dengan arsitektur yang begitu indah, mirip dengan bangunan Gedung Fakultas Hukum Univesitas Diponegoro. 
Namun, catnya masih tetap hijau muda, persis seperti dulu. Lahan depan sekolah yang dulu dimanfaatkan sebagai tempat parkir, kini telah beralih fungsi menjadi tempat upacara bendera. Tiang bendera berdiri kokoh dan megah tepat di tengah lapangan. Disebelah timur digunakan untuk barisan siswa. Sedangkan di sebelah baratnya adalah tempat untuk para guru. Musola sekolah yang dulu kecil kini berubah menjadi begitu megah. Bahkan, kini namanya telah berubah menjadi Masjid Al Hamasah SMA N 1 Ngadirojo. Tulisan masjid berwarna keemasan, sedangkan dinding masjid didominasi oleh warna putih dan hijau. Di samping masjid, berdiri Galeri Alumni SMA N 1 Ngadirojo, aku terharu melihat gedung tersebut. Gedung yang sejak 17 tahun yang lalu sangat aku dan teman-temanku impikan keberadaannya.
Keharuanku tidak berhenti sampai disitu saja, kulanjutkan langkahku memasuki gerbang ketiga SMA 1 Ngadirojo, dan aku kembali takjub dibuatnya. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah hampir semuanya digunakan sebagai laboratorium. Mulai dari laboratorium bahasa, matematika, biologi, fisika, kimia, Geografi, Sejarah, Galeri Kesenian, Musik Tradisional, Drum Band, Perustakaan dan lain-lain.  Sedangkan lantai dua digunakan sebagai ruang kelas. Lapangan basket yang dulu berada di tengah gedung kini telah berubah menjadi sebuah taman sekolah yang indah. Ya, di sana ada berbagai jenis bunga dan tumbuh-tumbuhan. Terdapat pula tempat duduk dan pohon yang rindang.
Beberapa siswa menyapaku dengan ramah, seragam sekolah telah berubah. Berwarna biru sebagai atasan dan kotak-kotak yang juga didominasi oleh warna biru sebagai bawahannya, dilengkapi dengan dasi dan rompi. Sementara pengurus OSIS dan MPK masih setia dengan jas kebesaran kini berwarna hitam.
Ada yang kurang di sini, yaitu lapangan basket yang dulu selalu menjadi pusat perhatian pada saat kegiatan classmeeting. Kutanyakan pada salah satu siswa SMA 1 Ngadirojo yang mengenakan jas hitam berlogo MPK, dan dengan ramah ia mengantarkanku ke belakang sekolah. Kuingat dengan jelas bahwa 17 tahun yang lalu, tanah kosong itu dipenuhi rumput yang penggunaannya tidak dimaksimalkan. Namun, keadaan itu kini berbanding terbalik. Tanah yang semula kosong itu telah diubah menjadi sebuah stadion yang bisa dikatakan cukup layak digunakan di tingkat SMA. Stadion Smansaraja namanya, dan kini tidak hanya digunakan sebagai tempat bermain sepak bola saja, namun juga basket, voly, sepak takraw dan lain-lain. Benar-benar menakjubkan perubahan ini.
Untuk semua teman-temanku, alumni SMA Negeri 1 Ngadirojo. Semangatlah untuk hidup kalian. Dan kelak, ijinkan lebih banyak orang untuk ikut menikmati kesuksesan yang telah kalian peroleh, tidak terkecuali SMA 1 Ngadirojo kita yang tercinta, bersama para guru, karyawan TU, mamak kantin dan lain-lain di dalamnya. Do the best, and be the best…

Jumat, 20 Januari 2012

Profil

Diposting oleh Sabrina di 04.22 1 komentar
Salam kenal.....
Nama lengkapku Binti Sabrina. Keluarga dan orang-orang terdekatku lebih akrab memanggilku Ririn. Kehidupanku dimulai pada tanggal 1 Juli 1992, persis seperti tanggal lahir ibuku tercinta. Aku bersama ketiga orang terpenting dalam hidupku, yaitu ayah, ibu dan kakakku, sang inspirator, telah melewati berbagai masa bersama. Tidak terkecuali masa-masa sulit yang membuat kami harus saling merengkuh satu sama lain. Namun itu semua justru membuat ikatan di antara kami berempat makin kuat.
Kini, kami berdua semakin dewasa. Kakakku sedang berusaha menyelasaikan program S1-nya di STAIN Tulungagung, demikian pula denganku di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. Membaca, menulis dan menonton film adalah tiga kegiatan yang sangat aku nikmati.
Ririn
Aku memiliki banyak teman dan sahabat. Semua cerita hidup mereka menjadi inspirasi untukku. Di semarang, dalam berbagai kesempatan, aku menemui banyak sekali orang sukses. Dan dari pertemuan itu, aku tahu, bahwa jauh sebelum mereka meraih mimpinya, mereka lebih dahulu dekat kepada Allah SWT. Man Jadda Wa Jadda...
With my friends (Virona, Treesa, Annisa)

 

Fatamorgana ^_^ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea